Mengenal Pemeriksaan pada Propeller Shaft: Panduan Komprehensif

Adhitia Hermawan

Propeller shaft merupakan komponen penting dalam sistem penggerak kapal yang berperan dalam mentransmisikan daya dari mesin ke propeller. Untuk memastikan kinerja dan keandalan kapal yang optimal, pemeriksaan rutin pada propeller shaft mutlak diperlukan. Namun, tidak semua prosedur termasuk dalam pemeriksaan yang direkomendasikan. Berikut adalah penjelasan terperinci tentang pemeriksaan pada propeller shaft dan apa yang sebenarnya bukan merupakan bagian dari prosedur tersebut.

Pemeriksaan Penting pada Propeller Shaft

Pemeriksaan pada propeller shaft meliputi berbagai prosedur vital untuk memastikan berfungsinya komponen ini secara optimal:

  • Inspeksi Visual: Inspeksi visual melibatkan pemeriksaan fisik propeller shaft untuk mendeteksi tanda-tanda keausan, korosi, retakan, atau kerusakan lainnya.
  • Pengukuran Defleksi: Pengukuran defleksi mengukur seberapa banyak propeller shaft membelok di bawah beban. Ini membantu mengidentifikasi keselarasan yang tidak tepat atau masalah lain pada sistem penggerak.
  • Tes Balancing: Tes balancing memeriksa apakah propeller shaft berputar secara seimbang. Ketidakseimbangan dapat menyebabkan getaran dan kerusakan pada komponen lainnya.
  • Pemeriksaan Kekuatan: Pemeriksaan kekuatan dilakukan untuk memastikan bahwa propeller shaft memiliki kekuatan yang memadai untuk menahan beban yang dikenakan selama operasi.
  • Inspeksi Bearing: Bearing pada propeller shaft harus diperiksa secara teratur untuk mendeteksi keausan atau kerusakan yang dapat menyebabkan kegagalan.

Apa yang Bukan Pemeriksaan pada Propeller Shaft

Meskipun pemeriksaan di atas sangat penting untuk menjaga kesehatan propeller shaft, ada beberapa prosedur yang bukan termasuk dalam pemeriksaan yang direkomendasikan:

1. Pemeriksaan Electrochemical

Pemeriksaan electrochemical, seperti pengujian resistansi atau pengujian potensial, biasanya digunakan pada lambung kapal untuk mendeteksi korosi. Namun, pemeriksaan ini tidak berlaku untuk propeller shaft karena material dan lingkungannya berbeda.

2. Pemeriksaan Ultrasonik

Pemeriksaan ultrasonik menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk memeriksa cacat internal pada material. Sementara pemeriksaan ini dapat bermanfaat untuk komponen lain seperti pipa, pemeriksaan ini tidak umum digunakan pada propeller shaft karena kesulitan akses dan geometri kompleksnya.

3. Pemeriksaan Magnetik

Pemeriksaan magnetik, seperti pengujian partikel magnetik, digunakan untuk mendeteksi retakan permukaan. Meskipun dapat digunakan pada poros baja yang lebih kecil, pemeriksaan ini umumnya tidak diperlukan untuk propeller shaft karena dapat merusak permukaan poros dan berpotensi menyebabkan retakan.

4. Pemeriksaan Termal

Pemeriksaan termal, seperti termografi, digunakan untuk mengidentifikasi variasi suhu pada material. Pemeriksaan ini tidak umum digunakan pada propeller shaft karena suhu permukaannya cenderung seragam dan tidak memberikan informasi berharga tentang kondisi internal poros.

5. Pemeriksaan Kavitasi

Pemeriksaan kavitasi melibatkan pemeriksaan permukaan propeller shaft untuk mencari tanda-tanda kerusakan akibat kavitasi. Meskipun kavitasi dapat terjadi pada propeller shaft, pemeriksaan khusus untuk deteksi kavitasi biasanya tidak diperlukan karena kavitasi cenderung terjadi pada propeller itu sendiri.

Dengan memahami pemeriksaan yang bukan merupakan bagian dari prosedur propeller shaft, Anda dapat memastikan bahwa propeller shaft kapal Anda dirawat dengan tepat dan beroperasi dengan kinerja optimal. Keandalan propeller shaft sangat penting untuk keselamatan dan efisiensi kapal, sehingga pemeriksaan rutin dan perawatan yang tepat sangat penting untuk mencegah kegagalan yang tidak diinginkan.

Also Read

Bagikan:

Ads - Before Footer